Kumpulan Puisi D.Zawawi Imron - Bulan Tertusuk Lalang

Posted by Unknown Minggu, 23 Juni 2013 3 komentar


Minggu, 22 Juni 2013 

Kumpulan Puisi D.Zawawi Imron - Bulan Tertusuk Lalang






BULAN TERTUSUK LALANG

Bulan Tertusuk Lalang 
bulan rebah
  angin lelah di atas kandang
 cicit-cicit kelelawar
 menghimbau di ubun bukit
 di mana kelak kujemput anak cucuku
 menuntun sapi berpasang-pasang
 angin termangu di pohon asam
 bulan tertusuk lalang
 tapi malam yang penuh belas kasihan
 menerima semesta bayang-bayang
 dengan mesra menidurkannya
 dalam ranjang-ranjang nyanyian

1978

SENANDUNG NELAYAN
 
 angin yang kini letih
bersujud di pelupuk ibu
laut! apakah pada debur ombakmu
terangkum sunyi ajalku?
oi, buih-buih zaman saling memburu

kali ini doaku lumpuh 
gagal mengusap tujuh penjuru
pada siapa ‘kan kulepas napas cemburu? 
jika sebutir airmata adalah permata
tolong simpan di jantung telukmu! 
dari bisik ke bisik perahu beringsut maju

jika nanti bulan datang menyingkap teka-tekimu
tak sia-sia kujilat luka purba 
tempat senyum menetas
jadi iman dan layar

1976

SUNGAI KECIL

sungai kecil, sungai kecil! dimanakah engkau telah kulihat?
 antara cirebon dan purwokerto ataukah hanya dalam mimpi?
di atasmu batu-batu kecil sekeras rinduku dan di tepimu daun-
 daun bergoyang menaburkan sesuatu yang kuminta dalam doaku

sungai kecil, sungai kecil! terangkanlah kepadaku, di manakah negeri asalmu?
 di atasmu akan kupasang jembatan bambu agar para petani
 mudah melintasimu dan akan kubersihkan lubukmu agar
 para perampok yang mandi merasakan sejuk airmu
 sungai kecil, sungai kecil! mengalirlah terus ke rongga jantungku
 dan kalau kau payah, istirahatlah ke dalam tidurku! kau yang jelita kutembangkan buat kasihku        

1980

KETEMU JUGA AKHIRNYA

kucari sosok tubuhmu 
pada bias sukma di langit
meski langit tak mungkin secantik kenangan
 nyatanya kau termangu di tikung sungai
 merenungi percakapan daging dan tulang
 ketemu juga akhirnya
 bayang-bayang yang akan kekal
 terkatung pada ranting penyesalan
 kalau besok kubangun bendungan di sungai hijau
 maka air harus mengalir
 menyusul roh-roh yang belum pulang
 1979

KOLAM

kutunjukkan padamu sebuah kolam
 hai, jangan tergesa engkau menyelam!
di situ sedang mekar setangkai kata
 yang para pendeta tak tahu maknanya
 dari manakah seekor capung yang biru itu?
 ia datang tanpa salam dan pergi tanpa pamitan
 tapi ekornya
 jelas menuding pusat keheningan
 ketika langit jadi gulita
 senandung malam makin mendasar
 dari kolam itu tumbuh keikhlasan
 mengajarkan sujud yang paling tunjam

1979

DI BUKIT WAHYU

Tengah hari di bukit wahyu kubaca Puisi-Mu. Aku tak tahu manakah yang lebih biru, langitkah atau hatiku?
 “Kun!” perintah-Mu. Maka terjadilah alam, rahmat dan sorga. Bahkan di hidung anjing Kaubedakan sejuta bau.
 Dalam jiwaku kini hinggap sehelai daun yang gugur.
Selanjutnya senandung, lalu matahari mundur ke ufuk timur, waktu pun kembali pagi. Di mata embun membias rentetan riwa-yat, mengeja-ngeja desir darahku. ada selubung lepas dariku, angin pun bangkit dari paruh kepodang di pucuk pohon   kenanga.

1979

KERAPAN

1
saronen itu ditiup orang
darah langit jatuh di padang, hatimu yang ditapai menjadi
 sarapan siang
 biarkan maut menghimbau, karena jejakmu telah diangkut
orang ke sampan
 sampai kapan ya, ujung lalang itu menyentuh awan?

ah, harum nangkamu menerbangkanku ke bintang
 tapi ekorku panjang disentak anak di bumi
hingga aku turun kembali

tanduk yang dibungkus beludru itu jangan dibuka, nanti matahari pecah olehnya
 mendung, wahai mendung!
 jangan curahkan tangismu
 sebelum daun jati sempurna ranggasnya
 maka daun-daun siwalan berayun karena angin tak henti bersiul
 dan kalau putus nadimu, jangan khawatir
 denyutmu akan terus hidup di laut

3
 sepasang sapi dengan lari yang kencang membawaku ke garis
 kemenangan
 arya wiraraja! perlukan aku menang
 aku meloncat dan terjun di lapangan
 aku tertidur dan mimpiku aneh,
 kuterima piala
 berupa sebuah tengkorak
 yang dari dalam berdentang sebuah lonceng

4
 sapi! barangkali engkaulah anak yang lahir tanpa tangis
 suaramu jauh malam menderaskan kibaran panji
 larimu kencang melangkahi rindu sehingga topan senang
 mengecup dahimu
 jangan mungkir, bulan telah tidur dalam hatimu
 bisikmu lirih menipiskan pisau yang akan memotong lehermu
 bila kau tak sanggup berpacu lagi
 dari hati tuanmu kini terdengar semerbak bumbu

5
 soronen itu masih saja ditiup orang
 embun terangkat, kaki-kaki mengalir
 dari saujana ke saujana
 tuhan!
 tanah lapang itu tak seberapa jauh

1978

Saronen = serunai untuk mengiringi kerapan sapi di Madura

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kumpulan Puisi D.Zawawi Imron - Bulan Tertusuk Lalang
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://vitrisukses.blogspot.com/2013/06/kumpulan-puisi-dzawawi-imron-bulan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

aku kagum

Anonim mengatakan...

Thanks buat posting anda.
Saya sudah lama mencari Karya2 D.Zawawi Imron

iggyjacobitz mengatakan...

2017 ford focus titanium - titanium gaming forum
› › › › Classic games is always the case, there are more than 100 games in 2017 and some titanium symbol of the biggest titles in 2021. The main titanium 6al4v focus of the month titanium grey are smith titanium the classic 3D titanium jewelry piercing slots

Posting Komentar

Ricky Pratama's Blog support EvaFashionStore.Com - Original design by Bamz | Copyright of vitrisukses.